KPU Wajib Minta Ma’af
Atas Lukanya Rasa Keadilan Rakyat Pamekasan
Tidak pernah dalam sejarah pamekasan, pemilihan daerah yang seharusnya
menjunjung tinggi etika sportifitas malah di rusak dengan konspirasi
yang mecoret salah satu pasangan calon dengan alasan nama ganda dan
membela mati-matian pasangan calon lainnya. Akibatnya membuat gunjingan
masyarakat dan media hingga membuat wajah demokrasi kita tercoreng di
mata nasional, dan segenap lapisan masyarakat patut resah karena
kejadian ini di rasa merendahkan harkat dan martabat rakyat pamekasan
yang mengamini pamekasan sebagai kota GERBANG SALAM, apalagi terkait
info yang menyatakan bahwa temuan terbaru panwaslu ijazah MTs/SMP
INCUMBENT tidak di akui dan dalam persyaratan tidak ada laporan harta
kekayaan padahal itu syarat utama dan andai yang terakhir ini benar pada
sidang DKPP yang sedang di gelar tentu patut kita katakan KPU antek
BUPATI
Banyak yang berharap pamekasan Aman Dan Kondusif namun
pamekasan kini semakin tidak aman dan keadaan kian tidak kondusif. Dan
sangat di sayangkan pemerintahan pamekasan saat ini sering kali di
warnai kekisruhan, seperti kalau kita kilas balik sejarah, bahwa waktu
perekrutan anggota KPU Pamekasan sudah menunjukkan adanya kebobrokan,
saat melakukan pembelaan kepada K. Abd Ghaffar (NU) sebagai Calon Ketua
KPU Pamekasan sedangkan ia masih aktif sebagai anggota PARPOL dan
sebelumnya mencalonkan diri di legislative, kekisruhan pada seleksi PNS,
korupsi bantuan buku perpustakaan dari pemerintah pusat senilai Rp 1,9
miliar di Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan, Harga tembakau murah,
Adanya Korupsi Penanggulangan Banjir 4,3 M, Serta kurangnya sandang dan
pangan, pelayanan pendidikan yang diskriminatif, kurangnya lapangan
kerja, basa-basi prestasi, dan yang paling Perdana adalah KISRUH di
tubuh KPU Pamekasan , apalagi di tengah kebingungan rakyat pamekasan
yang kian menjadi-jadi, lahir persepsi yang menyatakan bahwa ternyata
kita di pimpin laki-laki hidung belang, Skandal Pernikahan Pemimpin
Pamekasan Hingga Dugaan Pemalsuan Surat Kematian.
Berbagai
kekisruhan tersebut ternyata menyebabkan lukanya rasa keadilan
masyarakat pamekasan terutama atas tercorengnya demokrasi pamekasan
dalam menjelang pilkadaa kali ini, hingga slogan gerbang salam dan kota
pendidikan yang di elu-elukan sungguh menjadi ironi. Maka saatnya rakyat
pamekasan bangkit melakukan pembelaan bersama melawan kedholiman
tersebut. Karena sepantasnya KPU Pamekasan sebagai pihak yang di anggap
bertanggung jawab meminta maaf kepada rakyat pamekasan atas tindakannya
tersebut yang tidak independen aleas tidak netral. Dan kalau kita
mencaci maki pelacuran maka pelacuran di bidang hukum dalam artian
menjual UU untuk membela yang salah dan menekan yang benar ini lebih
berbahaya daripada portitusi yang kita anggap sebagai sampah masyarakat.
Dimana yang ada adalah keputusan sesuai pesanan, hukum bisa di jual
beli, mafia-mafia berkeliaran. Dan kalau keputusan sudah bisa di beli
maka hukum hanya ada satu yaitu yang benar orang besar yang salah orang
kecil.
Dan marilah kita memohon kepada Alah SWT. “ Ya..Allah
perlihatkan kepada kami yang benar itu benar , berikan kekuatan kepada
kami untuk mengikuti kebenaran itu, ya…Allah perlihatkanlah kepada kami
yang bathil adalah bathil dan berilah kami kekuatan untuk menjauhi yang
mungkar/bathil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar