Minggu, 25 November 2012

KPU Wajib Minta Ma’af

Atas Lukanya Rasa Keadilan Rakyat Pamekasan

Tidak pernah dalam sejarah pamekasan, pemilihan daerah yang seharusnya menjunjung tinggi etika sportifitas malah di rusak dengan konspirasi yang mecoret salah satu pasangan calon dengan alasan nama ganda dan membela mati-matian pasangan calon lainnya. Akibatnya membuat gunjingan masyarakat dan media hingga membuat wajah demokrasi kita tercoreng di mata nasional, dan segenap lapisan masyarakat patut resah karena kejadian ini di rasa merendahkan harkat dan martabat rakyat pamekasan yang mengamini pamekasan sebagai kota GERBANG SALAM, apalagi terkait info yang menyatakan bahwa temuan terbaru panwaslu ijazah MTs/SMP INCUMBENT tidak di akui dan dalam persyaratan tidak ada laporan harta kekayaan padahal itu syarat utama dan andai yang terakhir ini benar pada sidang DKPP yang sedang di gelar tentu patut kita katakan KPU antek BUPATI

Banyak yang berharap pamekasan Aman Dan Kondusif namun pamekasan kini semakin tidak aman dan keadaan kian tidak kondusif. Dan sangat di sayangkan pemerintahan pamekasan saat ini sering kali di warnai kekisruhan, seperti kalau kita kilas balik sejarah, bahwa waktu perekrutan anggota KPU Pamekasan sudah menunjukkan adanya kebobrokan, saat melakukan pembelaan kepada K. Abd Ghaffar (NU) sebagai Calon Ketua KPU Pamekasan sedangkan ia masih aktif sebagai anggota PARPOL dan sebelumnya mencalonkan diri di legislative, kekisruhan pada seleksi PNS, korupsi bantuan buku perpustakaan dari pemerintah pusat senilai Rp 1,9 miliar di Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan, Harga tembakau murah, Adanya Korupsi Penanggulangan Banjir 4,3 M, Serta kurangnya sandang dan pangan, pelayanan pendidikan yang diskriminatif, kurangnya lapangan kerja, basa-basi prestasi, dan yang paling Perdana adalah KISRUH di tubuh KPU Pamekasan , apalagi di tengah kebingungan rakyat pamekasan yang kian menjadi-jadi, lahir persepsi yang menyatakan bahwa ternyata kita di pimpin laki-laki hidung belang, Skandal Pernikahan Pemimpin Pamekasan Hingga Dugaan Pemalsuan Surat Kematian.

Berbagai kekisruhan tersebut ternyata menyebabkan lukanya rasa keadilan masyarakat pamekasan terutama atas tercorengnya demokrasi pamekasan dalam menjelang pilkadaa kali ini, hingga slogan gerbang salam dan kota pendidikan yang di elu-elukan sungguh menjadi ironi. Maka saatnya rakyat pamekasan bangkit melakukan pembelaan bersama melawan kedholiman tersebut. Karena sepantasnya KPU Pamekasan sebagai pihak yang di anggap bertanggung jawab meminta maaf kepada rakyat pamekasan atas tindakannya tersebut yang tidak independen aleas tidak netral. Dan kalau kita mencaci maki pelacuran maka pelacuran di bidang hukum dalam artian menjual UU untuk membela yang salah dan menekan yang benar ini lebih berbahaya daripada portitusi yang kita anggap sebagai sampah masyarakat. Dimana yang ada adalah keputusan sesuai pesanan, hukum bisa di jual beli, mafia-mafia berkeliaran. Dan kalau keputusan sudah bisa di beli maka hukum hanya ada satu yaitu yang benar orang besar yang salah orang kecil.

Dan marilah kita memohon kepada Alah SWT. “ Ya..Allah perlihatkan kepada kami yang benar itu benar , berikan kekuatan kepada kami untuk mengikuti kebenaran itu, ya…Allah perlihatkanlah kepada kami yang bathil adalah bathil dan berilah kami kekuatan untuk menjauhi yang mungkar/bathil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar