Massa Krapak Demo Kantor Kemenag
Terkait Dugaan Ijazah Palsu Kholil Asyari
KOTA-Setelah
mendemo Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pamekasan, Senin (22/10)
lalu. Kemarin (23/10) giliran Kantor Kementerian Agama (Kemenag)
Pamekasan yang menjadi sasaran demonstrasi massa Koalisi Rakyat Penegak
Kebenaran (Krapak). Sekitar 25 aktivis datang ke kantor Kemenag di Jalan
Kabupaten sekitar pukul 10.00.
Tujuan
mereka mempertanyakan apa dasar Kemenag dengan cepatnya menyatakan
ijazah Kholil Asyari itu asli, sebagaimana dimuat di harian Jawa Pos
Radar Madura edisi Minggu (21/10). Menurut pedemo, hal ini terkesan ada
kongkalikong antara Kholil Asyari yang seorang Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan dengan Kemenag Pamekasan.
Karena
Kemenag sendiri belum melakukan verifikasi dan turun langsung ke
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pamekasan dan Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) Parteker. ”Ini ada apa sebenarnya. Dengan munculnya isu
ini, tiba-tiba Kemenag menyatakan jika ijazah Kholil Asyari itu asli.
Apakah
Kemenag Pamekasan telah bisa diatur dan diintervensi oleh ketua DPRD
itu,” teriak Zainal, koordinator aksi. Selain itu, tambahnya, masalah
nama yang katanya Halil itu adalah nama kecil Kholil Asyari, itu
komentar yang seenaknya. Karena hingga kini, yang bersangkutan masih
menggunakan nama Halil.
Itu terbukti
ketika Kholil mendaftar di KPU sebagai calon wakil bupati (cawabup),
berkas yang bersangkutan tercatat nama Halil. ”Jadi ini benar-benar
pembohongan publik, karena selama ini dia mengaku sebagai Kholil Asyari.
Jika demikian, ternyata ketua DPRD kita adalah orang yang munafik.
Dia
tidak berani menunjukkan identitas aslinya kepada masyarakat, padahal
nama itu adalah doa,” papar Zainal dengan berapi-api. Setelah berorasi
sekitar 30 menit di depan kantor Kemenag, massa meminta untuk bertemu
dan berdialog dengan Plt Kepala Kemenag Pamekasan Mujalli. Mereka akan
menanyakan secara langsung atas dasar apa Kemenag Pamekasan secara cepat
menyatakan jika ijazah Kholil Asyari asli.
Atas
bantuan negosiasi dari pihak kepolisian, lima orang perwakilan dari
Krapak yang diketuai Zainal diizinkan masuk untuk beraudiensi. Namun
yang menemui mereka Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah Umum (Mapenda) Juhairiyah, karena Mujalli sedang rapat di
Kemenag Sampang.
Dalam audiensi itu,
Zainal langsung menanyakan dasar Kemenag Pamekasan menyatakan jika
ijazah itu asli? Juhairiyah menjawab atas hasil verifikasi bersama
Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jawa Timur (Jatim). ”Dan kanwil
menyatakan jika ijazah itu asli, karena nomor serinya ada,
penanda-tangan dari pejabat berwenang yang sah saat itu juga ada, dan
ada logo garudanya,” kata Juhairiyah.
Zainal
juga mempertanyakan tahun dikeluarkannya ijazah yang hanya selisih
setahun? Juhairiyah berkilah, jika dulu administrasi sekolah tidak
serapi dan seakurat sekarang. Dan ijazah MI itu hasil dari ikut ujian
persamaan, ketika itu orang yang bernama asli Halil sudah duduk di
bangku MTs. ”Tapi yang jelas, orang bernama Halil itu, dulu sekolah
MI-nya jelas dan sekolah MTs-nya jelas.
Kami
punya datanya lengkap. Kalau mau ngeceksilakan,” katanya. Usai
mendengar penjelasan itu, Zainal dan rekannya masih tidak puas. Mereka
menilai penjelasan Juhairiyah tidak logis dan terkesan mengada-ada.
Krapak pun meninggalkan kantor Ke-menag dengan kecewa. (radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar