Bupati Pamekasan Akui Adanya Surat Kematian Palsu
Selasa, 10 April 2012 12:03:34 WIB
Reporter :
Harisandi Savari
Pamekasan (beritajatim.com) -
Bupati Pamekasan, Kholilurrahman, angkat suara menanggapi aksi damai
dan istighosah ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam
Forum Komunikasi dan Monitoring Pamekasan (FKMP) di Monumen Arek Lancor,
Selasa (10/4/2012).
Kholil -sapaan akrab bupati- mengaku
berterimakasih atas adanya aksi tersebut. "Ini yang memang saya
inginkan. Menelusuri kebenaran yang ada. Karena saya tahu persis, ketika
saya menghubungi pihak terkait, saya diperlihatkan beberapa dokumen
itu. Dan dokumen itu memang ada," katanya.
"Akan tetapi, dokumen
seperti surat kematian dan lainnya, nama dan tanda tangan saya
dipalsukan. Untuk itu, saya mendukung aksi itu untuk mencari siapa yang
memalsukan, jika dilakukan dengan tulus," tambahnya.
Seperti
diketahui, aksi damai dan istighosah itu dilakukan untuk mengungkap
kebenaran indikasi pemalsuan surat kematian Bupati Pamekasan,
Kholilurrahman.
Berbeda dengan aksi-aksi yang dilakukan
sebelumnya, dalam Istighosah yang dipimpin Gus Hamid itu, massa
mengenakan pakaian serba islami. Mereka juga membawa spanduk dan poster,
seperti 'Hidup-Mati Mana Yang Benar', 'Pamekasan Bebas Dari Kebohongan'
serta "Rakyat Jangan Dibuat Bingung'.
Sebelum melakukan
Istighosah, Korlap Aksi, Sahur Abadi, mengungkapkan di hadapan ratusan
peserta istighosah dan aparat kepolisian, bahwa aksi yang dilakukan kali
ini bukan untuk menjelek-jelekkan orang nomer satu di Pamekasan.
Justru,
sambung mantann Presma Universitas Islam Madura (UIM) ini, istighosah
dilakukan agar ada kebenaran yang terungkap dengan melakukan do'a
bersama kepada Allah. "Kami tidak menuduh bupati yang tidak-tidak. Kami
justru sakit jika bupati dijelek-jelekkan dengan terpaan isu bahwa
bupati telah membuat pemalsuan surat kematian. Kami hanya ingin Allah
mengungkap kebenaran ini semua," katanya. [san/but]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar